(Ikiidemu - KERAJINAN) Sampah atau limbah jika dimanfaatkan sedemikian rupa, maka akan bisa mempunyai nilai ekonomi. Memang tidak banyak, masyarakat yang terinspirasi untuk memanfaatkan sampah.  Bergelut dengan sampah atau limbah, ternyata selain bisa memberikan nilai ekonomi, ternyata juga bisa memberdayakan masyarakat sehingga tidak menjadi pengangguran.
Limbah garment misalnya, jika jeli memanfaatkannya maka limbah tersebut bisa disulap menjadi bahan baku bantal, kasur, guling ataupun lainnya.

Hal itulah yang membuat Muryati warga Desa Kedungbulus, Kecamatan Gembong, Kabupaten Pati, Jawa Tengah memanfaatkan limbah garment tersebut.  Selain menimbulkan pencemaran, limbah garmen ini tidak bisa diurai oleh tanah selama ratusan tahun, lebih parah dibandingkan dengan plastik.

"Limbah garment atau kain ini, sulit untuk diurai oleh tanah, dan jika tidak dimanfaatkan maka hanya akan mengotori tanah dan membuat pemandangan menjadi terganggu," jelasnya.

Ratusan ton limbah dari pabrik garment bisa dihasilkan dalam setiap harinya.  Oleh karena itu, Muryati terinspirasi mengolah limbah garment menjadi bahan baku sejenis dakron atau yang lebih dikenal dengan dakron warna.

"Kami mengolahnya menjadi dakron warna yang selama ini dipakai untuk mengisi bantal, kasur, guling ataupun boneka. Selama ini, dakron warna ini merupakan bahan baku pengganti kapuk," terangnya.

Produksi dakron warna dari bahan limbah garment ini, bahkan belum mencukupi untuk kebutuhan lokal Indonesia.  Dikarenakan, kapuk yang selama ini digunakan bahan pengisi bantal dan guling ataupun kasur punya kecenderungan juga tidak mampu mencukupi produksi bantal dan kasur.

"Selama ini, kami pun kesulitan untuk mencukupi kebutuhan lokal.  Dikarenakan permintaan dalam setiap bulan mengalami peningkatan yang signifikan.  Belum lagi untuk kebutuhan pembuatan produk kami sendiri," tambahnya.

Muryati selain memproduksi limbah garment menjadi dakron warna sebagai bahan baku pengganti kapuk, juga memproduksinya menjadi boneka, bantal mobil ataupun kasur lantai yang kesemuanya dari bahan limbah.

Selama ini, Muryati juga mencukupi pengrajin bantal dan kasur yang setiap harinya harus diekspor ke Malaysia.



0 komentar:

Post a Comment

Popular Posts