(Ikiidemu - KERAJINAN) Punya kelebihan dibidang seni  pada saat ini harus dimanfaatkan sebaik mungkin. Jika tidak  maka peluang tersebut akan kedahuluan oleh yang lainnya. Namun tidak  dengan salah satu pengrajin bambu dari Desa Muktiharjo  Kecamatan Margorejo  Kabupaten Pati  Jawa Tengah  ini.  Dengan keuletan dan kesabaran  kerajinan kapal dan gazebo dari bambu bekas pun menjadi pesona tersendiri.


Berbagai pekerjaan sudah pernah dijalaninya bahkan sekelas Jakarta dan Tangerang pun berusaha ditaklukkannya. Namun sayang Kabupaten Pati tetap menjadi pesona di hatinya hingga kini. Sepulang dari Tangerang  pria bernama  Agung Nugroho ini   tidak bisa melihat ada sesuatu atau barang yang tidak terpakai.
“Saya hanya memanfaatkan barang yang tidak terpakai, namun punya nilai manfaat.  Contohnya ini, banyak bambu sisa yang akhirnya saya buat untuk kerajinan miniature kapal dan gazebo,” jelas Agung.
Melihat banyak bambu bekas bangunan atau bekas lainnya, jiwa seni yang tertanam di benaknya pun keluar juga.  Bermodalkan bambu bekas  dengan didampingi gergaji, parang,  pisau,  benang  dan lem  serta cat plitur, Agung pun mulai merakit sebuah kapal.
“Ya, sebuah miniatur kapal layar atau yang lebih dikenal dengan kapal pinisi, ini punya tingkat kesulitan yang lumayan,” tuturnya.
Keuletan,  kesabaran dan ketelatenan Agung  patut diacungi jempol. 
Untuk satu miniatur kapal tersebut  dia harus menyelesaikannya dalam 4 hingga 5 hari. Wow,,,harganya pun masih terbilang murah, dia hanya mematok harga yang terjangkau oleh masyarakat.
“Ya sekitar Rp. 250.000,- tergantung tingkat kesulitannya juga.  Jika agak sulit, ya lebih lah bisa Rp 500.000,-,” katanya.
Selain membuat miniatur kapal, Agung juga membuat miniatur gazebo. Tentu  sangat menarik  dikarenakan dari gazebo yang terkecil hingga lumayan besar  bisa dia kerjakan.  Harga miniatur gazebo inipun juga bervariasi. Hingga saat ini  permintaan miniatur kapal dan gazebo  sudah menjangkau luar kota Pati. 
“Kalau luar kota masih kesulitan dalam pengiriman miniatur tersebut, karena rawan rusak  pada waktu pengiriman. Perlu tempat khusus untuk pengiriman,” jelas Agung.
Kreatifitas memang tidak bisa muncul dengan sendirinya,  namun niat dan usaha tentu bisa dilakukan oleh setiap orang.  Agung Nugroho contohnya, dia sudah membuka gairah kreatifitas kita. Bahwa tidak semua barang bekas atau barang yang tidak terpakai  tidak punya nilai lebih. Tapi, apa yang dilakukan oleh Agung telah membuka mata kita  bahwa yang bekas pun bisa mempunyai nilai yang lebih.
Agung sedang menyelesaikan kerajinan kapalnya

0 komentar:

Post a Comment

Popular Posts